Salam
Jembatan Ampera, Icon Kota Palembang,
Ibukota Sumatera Selatan. Setiap mendengar ataupun menyebutkan kata
"Palembang" yang langsung teringat dan terucap adalah
"Pempek" dan "Jembatan Ampera" dengan Sungai Musi di
bawahnya yang mengalir dengan sangat indah. Perpaduan wisata yang sangat
menarik makan pempek di pinggir Sungai Musi dengan latar belakang Jembatan
Ampera.
Ternyata selain Pempek.Sungai Musi dan
Jembatan Ampera, masih banyak sudut-sudut di kota palembang yang cukup menarik
hati saya, bermula dari kewajiban dan keharusan saya sebagai mahasiswi jurusan
teknik Arsitektur di Universitas Sriwijaya beberapa tahun yang lalu, yang
mengharuskan saya survey daerah-daerah yang terdapat di Palembang,untuk
melengkapi data-data tugas kuliah saya, saya biasanya nyebutnya
"Jalan-jalan wisata lokal". Saya memang orang baru di Palembang
ini, Orang tua saya asli orang kayuagung salah satu kabupaten di Sumatera
Selatan, dulu saya tinggal di Jakarta ketika pertengahan SMA saya baru pindah ke
Kayuagung dan sekitar tahun 2006 ketika saya kuliah, baru saya pindah ke
Palembang. Awalnya saya sempat pesimis dengan tinggal di Palembang, dengan
tidak adanya tempat wisata alam,dan hanya ada mall-mall saja, pasti sangat
membosankan tinggal di Palembang.
Ternyata "Jalan-jalan wisata
lokal" saya bersama teman-teman kuliah saya cukup membuka mata saya
tentang menariknya Kota Palembang ini, memang kita tidak akan menemukan air
terjun, pegunungan ataupun pantai di Palembang ini, tapi saya menemukan sesuatu
yang lebih berharga lagi di Palembang ini, yaitu "Wisata Kultur
Tradisional dan Peninggalan Sejarah" yang masih banyak bisa kita kunjungi
di palembang ini. Palembang adalah kota tertua di Indonesia dengan kultur
budaya yang berbagai macam ada di dalamnya. Saya pun sampai bingung mau mulai
bercerita tentang sudut-sudut kota Palembang dari mana, sepertinya saya akan
memulai dengan lokasi-lokasi survey saya yang sangat menarik hati saya
Seperti kita ketahui Sumatera selatan itu
adalah daerah yang di aliri beberapa anak sungai,jadi saya akan membagi nya
menjadi perairan dan daratan, dan yang akan saya bahas kali ini lebih ke kota
Palembang itu sendiri.
1. Perairan
Sungai Musi,sungai yang membelah kota
Palembang menjadi ilir dan ulu. Dengan menaiki getek saja kita bisa berwisata
mengitari dan menyebrangi sungai musi, saya pernah mencoba menyebrangi sungai
musi dengan getek dan sensasinya luar biasa, goncangan ombak dan
cipratan-cipratan air sungai rasanya ingin sekali saya mencobanya untuk kedua
kalinya.Selain itu di sepanjang sungai Musi, kita masih bisa melihat beberapa
rumah rakit yang masih bertahan, salah satunya adalah rumah rakit milik kelurga
bpk Kholil. Rumah rakit milik keluarga bapak Kholil cukup terkenal di kalangan
wisatawan, dan sering dijadikan untuk menginap para wisatawan. Untuk mencapai ke
sana saya dan teman-teman harus naik getek dahulu dan anda cukup membayar
dengan Rp.2000 saja(tahun 2007). Rumah rakit ini berada di daerah 7 ulu, atau
tepat berada di seberang Benteng Kuto Besak, Rumah rakit pak Kholil ini
terbilang cukup tua,karena di bangun tahun 1937. Dan keluarga pak kholil dan
anak-anak nya sangat menerima kami,kami disuguhi cerita-cerita sejarah rumah
rakit ini, dan diajak berkeliling melihat isi dan sekitar rumah rakit ini. Rumah
rakit ini adalah salah satu aset pariwisata yang sangat berharga yang dimiliki
kota Palembang sebagai bukti sejarah kota Palembang yang wajib di rawat dan di
jaga.
2. Daratan
Walaupun Palembang sangat terkenal dengan
sungai Musinya tapi wisata yang terdapat di daratan kota Palembang tidak kalah
menariknya dengan yang ada di sepanjang sungai Musi.
-Kawasan
Sayangan-
Waktu itu kami mendapatkan tugas survey di
sekitar kawasan Sayangan dan memerlukan waktu 2hari untuk kami mengelilingi
sekitar Sayangan. Di sekitar Sayangan banyak terdapat aktifitas jual beli
dari pagi hingga sore hari dan terbilang kawasan cukup padat. Banyak
bangunan-bangunan peninggalan kolonial yang masih berdiri, sayangnya
banyak pula bangunan yang tidak terawat cukup baik. Selain
bangunan-bangunan berarsitektur kolonial terdapat juga beberapa rumah
limas(rumah adat Palembang) di sekitar kawasan Sayangan.
-Kawasan Sekanak-
Selain kawasan sayangan, yang cukup
menarik hati saya adalah kawasan Sekanak, Kawasan Sekanak itu berada di dekat
kantor Walikota Palembang. Seperti halnya kawasan sayangan, kawasan sekanak
banyak terdapat bangunan-bangunan berarsitektur kolonial yang cukup menarik
perhatian saya, di kawasan sekanak terdapat pasar sekanak yang cukup padat pada
pagi harinya. Seperti halnya kawasan sayangan, di kawasan sekanak pun banyak
pula bangunan yang tidak terawat cukup baik.
Sebenernya masih banyak sudut-sudut di
kota Palembang yang begitu mengesankan karena memiliki cerita sejarah
masing-masing, dan seandainya kita dan pemerintah ikut menjaga dan merawat
menjadikan kawasan dan daerah-daerah tersebut terlihat bersih dan terawat dan
dapat menarik wisata-wisata lokal pasti kawasan-kawasan tersebut dapat menarik
mengangkat nilai sejarah kota Palembang, dan menjadikan wisata sejarah kepada anak-anak
muda yang sekarang hanya menghabiskan waktu ke mall dan mall.
Terima Kasih
Wassalam
nuning abe